Banyaknya isu yang ada saat ini membuat para pembaca berita pusing. Bagimana tidak, mulai dari putusan MA lari ke Kaesang, IUP tambang ke Ormas, Tapera yang aiueo, hingga Avanza yang ga boleh pakai Pertalite. Wiuuu Ini bikin pusing para kritikus-kritikus entertainment, sekelas pak Amien Rais mungkin pusing harus ngritik yang mana. hhehe
Pada umumnya warga Indonesia mengenal Jokowi saat ini sebagai presiden Indonesia, yang telah memasuki periode terakhirnya. Warga juga tahu bahwa bliou di periode keduanya memimpin Indonesia dengan slogan tempur “tanpa beban”. Namun sayang, sampai saat ini slogan tersebut masih multitafsir. Seperti halnya dulu menganggap tanpa beban yang dimaksud adalah kelegaan bliou karena tidak akan nyalon lagi, jadi merasa bebas dalam memimpin. Tapi, setelah isu tiga periode berkibar di berbagai sudut informasi, saya mengaku salah mentafsir.
Dengan demikian, kali ini saya memberanikan diri mentafsir ulang apa yang dimaksud bliou dalam slogan “tanpa beban”. Jadi begini, tanpa beban yang dimaksud Jokowi adalah kelegaan bliou karena terpilih lagi sebagai presiden, dengan itu belio bisa kembali mengkritik pemerintah tanpa ada gangguan, dan hambatan selama lima tahun ke depannya.
Ya benar saja, konon baru-baru ini Jokowi kembali dengan lantang mengkritik program pemerintah. Kali ini blio kesal melihat program kesiapan SDM rezim Jokowi-Amin yang ternyata kacau-balau. Blio melihat ukuran keberhasilan dari program kesiapan SDM rezim tidak jelas, dan ini membuat masyarakat potensi nggak dapat manfaat. “10-15 tahun yang akan datang kita akan mendapatkan yang namanya bonus demografi,” tutur Jokowi. “Tetapi 68 persen usia produktif itu percuma, akan percuma kalau kesehatannya tidak baik. Oleh sebab itu betul-betul mati-matian, kita harus menyiapkan ini, harus merencanakan ini, harus merombak hal-hal yang kurang, harus kita perbaiki semuanya” Tekan bliou, dalam pidato di Jakarta, (06/5/2024). (Hasil kritikannya menghasilkan putusan MA dan MK soal ambang batas usia, yang mungkin akan menjadi regenerasi kepemimpinan).
Di kesempatan yang berbeda, bliou juga sempat menyorot sejarah ekspor bahan mentah. “Sudah lebih dari 400 tahun kita ini selalu mengekspor bahan mentah, sejak VOC, kirim bahan mentah, kirim bahan mentah. Ya kita dapat, dapat uang tapi sangat kecil sekali,” kata bliou. “Tapi sekali lagi semua itu membutuhkan kekompakan, semua itu membutuhkan persatuan, membutuhkan seluruh kekuatan komponen bangsa ini untuk bersama-sama meraih, bersama-sama berusaha,” ujarnya yang dilangsir Humas Kemenstneg. (Bliou memberikan izin tambang kepada ORMAS yang notabene warga negara tanpa campur tangan aseng).
Dengan melihat kritikan bliou yang semakin hari semakin gencar ia lakukan. Saya jadi sadar, Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden sebenarnya dengan tujuan mulia yaitu mengkritisi kekuasaan. Tapi, apa hubungannya jabatan presiden dengan keinginan blio kritik kekuasaan? Bukankah beliau bisa lakukan itu tanpa perlu jadi presiden? Benar, tapi blio tahu ia bisa berlindung di bawah payung jabatan presiden setelah selesai melakukan tugasnya sebagai oposisi. Jadi blio bisa bebas dari apa yang dialami para oposan lain. Lihat bagaimana ide Jokowi bermain, karena itu tidak ada yang bisa membunuh ide. Bahkan kekuasan sekalipun, hidup Jokowi!
Lihat saja, selama ini blio bebas mengkritik rezim ini tanpa gangguan dari mana pun. Bahkan buzzer yang dianggap oleh para oposan lain sebagai musuh bebuyutan, tidak berani memburu blio. Padahal blio adalah orang yang paling lantang bersuara, ketika 81 juta Milenial belum bisa beli rumah. Dengan tegas bliou membuat program Tapera untuk para pekerja. Belou sebelumnya telah membuat Langkah dengan membangun hunian untuk milenial. Bliau mengatakan, “Yang paling penting, ini disiapkan untuk hunian milenial. Kalau mereka beli, bonusnya dapat kereta api. Bangun tidur, mandi, langsung lompat sudah masuk ke KRL, kereta api. Ke mana-mana pun bisa.”
Kendati blio juga sudah memprediksi akan adanya pro kontra yang terjadi di masyarakat. “Iya semua dihitung lah. Biasa. Dalam kebijakan yang baru itu pasti masyarakat juga ikut berhitung, mampu atau nggak mampu, berat atau nggak berat” ujarnya.
Artinya blio harus menyelesaikan misi baru, ya setelah cita-cita blio untuk bisa kritik kekuasan “tanpa beban” tercapai. Kini blio punya beban baru yaitu suaranya masih belum menyentuh “hati” kekuasan.
Saya ingat blio pernah mengkritik harga gas yang mahal, juga mengkritik kebijakan Covid-19, namun tidak dipedulikan pemerintah. Bahkan blio juga pernah mengkritisi Indonesia yang kecanduan impor. Ketika itu blio dibuat geram lantaran Indonesia terus mengimpor garam, impor jagung, bawang putih, impor kedelai, impor gula lagi. Padahal kata blio Indonesia punya lahan dan sumber daya yang mendukung. Sampai-sampai blio tiba pada membenci produk asing, namun nahas. Dua pekan setelah Jokowi berkoar mengajak benci produk asing, pemerintah malah berencana mengimpor satu juta ton beras. Ruwet, ruwet, ruwet!
Akan tetapi, di balik tutup kupingnya pemerintah. Jokowi tetap harus diapresiasi lewat jalan ninjanya. Karena olehnya kekuasan tidak jadi absolut, bahkan Jokowi secara tegas menolak usulan jabatan presiden menjadi tiga periode. Semoga penyamaran Jokowi sebagai presiden tidak diketahui oleh rezim Jokowi-Amin. Layak kiranya kita semua mendoakan agar kedok Jokowi, tidak terbongkar, supaya kritik Jokowi tetap berlanjut. Ayo dukung Jokowi jadi hantu bagi rezim Jokowi-Amin lewat kritikan pedasnya. Semangat Pak Jokowi!
Discussion about this post