Bagaimana cara mengisahkanmu? Seseorang yang tiba-tiba datang tanpa ada permisi. Datang dengan menciptakan sebuah harapan tak terkendali. Datang dan menciptakan setiap kata yang berantakan. Lalu kata-kata itu bermain sesuka hati di dalam pikiranku. Jangan bilang kau sudah merencanakannya bersama semesta? Yang kutahu ia memang pandai membolak-balikkan segalanya-termasuk hati.
Tidak, aku tidak percaya selain semesta yang mengutusmu. Terima kasih semesta. Aku pikir setelah ini kita mungkin bisa saling mengenal. Tak lama kemudian kau bercerita tentang ia di masa lalumu, kau pikir aku ini apa? Sebuah sarana curahan hati yang tak sengaja kau temui? Atau memang itu yang sudah di rencanakan bersama semesta?
Ayolah, semesta sudah banyak mempertemukanku dengan seseorang-yang hampir sama sepertimu, datang dengan masa lalu yang belum usai. Lalu mencari ‘perban’ untuk sementara menutupnya-. Yang aku tahu seseorang datang dalam hidupmu memiliki bekas tersendiri. Hingga pada akhirnya kau menyadari, bahwa yang lalu adalah pelajaran. Dan esok adalah misteri.
Bagaimanapun kau datang dengan cara yang seperti apapun itu, bolehkah aku menitipkan satu hal? Semesta biasa menyebutnya dengan kepercayaan.
Discussion about this post