Bolongopi – Agus (nama samaran) merupakan sarjana dari sebuah universitas yang berada di Jakarta. Ia telah merencanakan akan mendaftar kerja saat selesai kuliah. Namun kenyataannya berbanding terbalik dengan apa yang ia cita-citakan.
Hingga saat ini, ia belum mendapatkan pekerjaan. Alasanya mulai dari persyaratan kerja yang di luar nalar, hingga kuasa orang dalam yang begitu besar. Sebagai seorang sarjana, ia ingin bekerja dengan layak, mendapatkan gaji UMR, hingga mendapatkan posisi yang sesuai dengan bidang ilmunya.
Ia juga sesekali mendengar julitan tetangga. Dari julitan yang kuliah jauh habisin uang, hingga kuliah yang ujung-ujungnya jadi pengangguran di desa. Sungguh omongan tetangga menyakitkan telinga.
Suatu ketika ia meluapkan sambatannya, “Apa yang membedakan saya dengan orang lain. Mereka bekerja, saya tidak. Di saat orang lain sudah mendapatkan apa yang mereka mau, saya tetap berada di posisi yang sulit ini”.
“Apakah dari segi ibadah saya kurang khusyuk, ataukah saya kurang pintar daripada mereka, ataukah relasi saya kurang luas atau ada hal lain yang mendasari itu. Seringkali saya iri melihat keberhasilan mereka”. keluhnya.
Discussion about this post