Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengungkapkan, pinjaman kredit paylater tercatat sebesar Rp 30,14 triliun. Sementara pengguna BNPL sebesar 14,37 juta per Juni 2024, naik 9,35% secara tahunan (yoy).
Rata-rata debitur memiliki hingga 3 kontrak aktif. Artinya, satu pengguna BNPL bisa meminjam hingga tiga kali dalam setiap transaksi.
“Dari segi persebaran wilayah, mayoritas pengguna paylater itu tersebar di Provinsi Jawa Barat dengan persentase porsi 24,95% dari total pinjaman. Setelah itu, diikuti Provinsi DKI Jakarta 14,10% dan Jawa Timur 10,8%,” ungkap Yohanes dikutip pada, Rabu, (04/09/2024).
Sementara itu, di posisi keempat dan kelima, masih didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa yaitu Jawa Tengah dan Banten dengan outstanding pinjaman masing-masing sebanyak Rp2,65 triliun dan Rp1,92 triliun.
Seingin dengan tumpukan paylater di Jawa Barat, jumlah kredit macet di bumi pasundan ini juga besar. Diketahui, Per semester I-2024, pengguna dengan kolektabilitas (KOL) 5 paylater tercatat sebesar Rp 1,42 triliun.
Dari capaian tersebut, sebanyak Rp126,58 miliar disumbang oleh warga Jabar. Sementara di posisi kedua adalah warga Jawa Timur dengan perolehan pinjaman dari debitur dengan Kolektabilitas (KOL) 5 sebanyak Rp35,73 miliar.
Lebih jauh, berikut merupakan daftar 10 provinsi dengan pengguna paylater terbanyak di Indonesia per Semester 1-2024:
Jawa Barat: Rp7,52 triliun
DKI Jakarta: Rp4,25 triliun
Jawa Timur: Rp3,26 triliun
Jawa Tengah: Rp2,65 triliun
Banten: Rp1,92 triliun
Sumatera Utara: Rp890 miliar
Sumatera Selatan: Rp760 miliar
Riau: Rp590 miliar
Lampung: Rp560 miliar
Sulawesi Selatan: Rp550 miliar
Discussion about this post