Buat Tulisan
  • Login
  • Register
  • Entitas
  • Ngedabrus
  • Warta
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Sastra
  • Figur
  • Tukar Pikiran
  • Warkop
No Result
View All Result
Bolongopi
  • Entitas
  • Ngedabrus
  • Warta
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Sastra
  • Figur
  • Tukar Pikiran
  • Warkop
No Result
View All Result
Bolongopi
No Result
View All Result
Home Ngedabrus

Pemerintah Pusing: Gas Mahal, Kayu Bakar Haram, Masak Pakai Apa?

Muhdi by Muhdi
30/01/2025
in Ngedabrus
414 9
0
Share on FacebookShare on Twitter

Di negeri penuh kebijakan inovatif ini, pemerintah tengah menghadapi dilema besar: subsidi LPG bikin pusing, harga di lapangan semrawut, sementara kayu bakar dilarang karena bikin hutan botak. Rakyat pun bingung, harus memasak pakai apa?

Di satu sisi, pemerintah ingin memastikan LPG 3 Kg tetap murah dan tepat sasaran. Subsidi triliunan rupiah digelontorkan agar rakyat bisa menikmati api tanpa harus jual perabotan rumah. Tapi di sisi lain, distribusi gas melon ini lebih berliku daripada drama sinetron. Dari agen ke pangkalan, lalu ke pengecer, akhirnya tiba di tangan rakyat dengan harga yang lebih tinggi dari yang seharusnya.

Lihat Juga

Ketika Bucin Sudah Tidak Sejalan: Mengelola Perasaan dan Menjaga Keseimbangan Diri

10/01/2025

Kadin Dukung Menteri Kehutanan Babat Hutan 20 Juta Hektar Demi “Kemandirian Pangan dan Energi”

09/01/2025

“Kenapa bisa begini?” tanya pemerintah, seraya menggaruk kepala yang makin botak akibat pusing.

Maka, lahirlah solusi terbaru: memperpendek rantai distribusi dengan menjadikan pengecer sebagai pangkalan resmi. “Cukup daftar NIB, semua masalah selesai!” kata pejabat penuh percaya diri. Tapi siapa sangka, di lapangan, antrean LPG masih seperti antre sembako gratis.

Lalu ada solusi lain, yaitu beralih ke energi alternatif. Tapi tunggu dulu, pakai apa?

  • Kayu bakar? Tidak bisa! Itu namanya illegal logging, bisa merusak hutan.
  • Kompor listrik? Tagihan bisa bikin jantungan, belum lagi kalau tiba-tiba mati lampu.
  • Biogas? Ide bagus, tapi kotoran sapi tidak bisa diproduksi massal dalam semalam.

Maka, rakyat kembali ke solusi klasik: bersabar dan berdoa agar dapur tetap ngebul.

Di tengah semua ini, satu hal yang pasti: pemerintah tetap berusaha mencari solusi, meskipun kadang solusinya malah menambah masalah baru.

Hidup subsidi! Hidup hutan lestari! Hidup rakyat yang selalu tabah!

Tags: masyarakat pusing
Next Post

Respon Dinamika Global, Arif Rahman Tekankan Empat Pilar Kebangsaan pada Masyarakat

Sosialisasikan Empat Pilar, Arif Rahman Tekankan Intensitas Penguatan Pancasila di Masyarakat

Discussion about this post

https://sociabuzz.com/bolongopi https://sociabuzz.com/bolongopi https://sociabuzz.com/bolongopi
ADVERTISEMENT

Rekomendasi

Siap-siap Mbah! Gabah Bakalan Naik Harga

04/06/2024

Calon Bupati Pandeglang, Aap Aaptadi, Janji Buka Lapangan Kerja di Desa Angsana

18/09/2024

Populer Sepekan

  • SAPMA Pemuda Pancasila Banten Tuntut Keadilan untuk Arif Rahman, Desak Pengadilan untuk Kelompok Umar Kei

    606 shares
    Share 242 Tweet 152
  • Diam dalam Bersuara: Filosofi Kesunyian Masyarakat Modern

    586 shares
    Share 234 Tweet 147
  • Menurunnya Partisipasi Masyarakat pada Pilkada 2024: Faktor Penyebab dan Dampaknya

    598 shares
    Share 239 Tweet 150

Sosial Media BoloNgopi

  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Warkop

© 2024 Ruang Kreasi Nusantara

No Result
View All Result
  • Entitas
  • Ngedabrus
  • Warta
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Sastra
  • Figur
  • Tukar Pikiran
  • Warkop

© 2024 Ruang Kreasi Nusantara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In