Bayangkan bangun tidur di pagi hari, dengan sinar matahari yang menerobos jendela kaca besar, memantulkan kilauan emas dari perabotan mewah di sekeliling ruangan. Itulah hidup Harvey Moeis, bos, bukan sembarang bos. Dari luar, hidupnya tampak sempurna: harta berlimpah, rumah mewah, dan istri yang cantik luar biasa, Sandra Dewi. Njenengan pasti pernah lihat kan, wajah Sandra Dewi? Ratu sinetron yang wajahnya selalu segar seolah-olah dicelup air zam-zam tiap pagi.
Eh, coba bayangkan sebentar, seandainya kita bisa menjadi Harvey Moeis barang sehari dua hari. Pikirkan, kita bisa jalan-jalan keliling dunia pakai jet pribadi, makan di restoran bintang lima tiap hari, dan punya koleksi mobil sport yang bikin tetangga gigit jari. Yo wis, hidup kayak gitu pastinya ngene, ngunu, tenang, adem ayem, lan tanpa masalah. Sing jelas, duit ora tau entek.
Namun, semua itu hanyalah mimpi di siang bolong, kawan. Menghayal saja sudah bikin hati senang, apalagi kalau beneran. Tapi apa iya, punya harta berlimpah dan istri cantik menjamin kebahagiaan sejati? Di dunia ini kan, tidak ada yang sempurna.
Coba pikir, jadi Harvey Moeis pasti ada susahnya juga. Mungkin kita lihat dia selalu tersenyum di depan kamera, tapi siapa yang tahu perasaan sebenarnya? Mungkin juga dia sering diomeli Sandra Dewi karena lupa buang sampah. Di balik rumah mewah, mungkin ada tekanan besar untuk terus mempertahankan kekayaan dan status sosial. Ya wis, hidup seperti ini kan pasti ada bayaran mahalnya.
Lagipula, kalau kita jadi Harvey Moeis, apa kita bisa menikmati wedang ronde sambil ngobrol ngalor-ngidul di angkringan Pak Man yang cuma pakai kaos oblong dan celana pendek? Nggak mungkin, rek! Hidup sederhana tapi penuh makna kadang lebih nikmat. Kebahagiaan sejati itu kadang muncul dari hal-hal kecil, seperti bercanda dengan teman, menikmati mie instan di tengah hujan, atau mendengar suara gamelan di malam hari.
Sing penting, syukurilah apa yang kita miliki sekarang. Meski tidak punya jet pribadi, kita masih bisa menikmati bintang-bintang di langit malam tanpa harus terbang ke Paris. Meski tidak punya rumah mewah, kita masih punya rumah yang nyaman untuk berlindung. Meski tidak punya istri selebriti, kita masih bisa menemukan cinta sejati di hati orang yang kita sayangi.
Jadi, daripada ngelamun jadi Harvey Moeis, mending bersyukur dan menikmati hidup ala kadarnya. Mungkin kita tidak punya segalanya, tapi kita punya cukup alasan untuk bahagia.
Discussion about this post