Ada dua kriteria yang dikira mampu jadi idaman di desa saya, sudah pasti kalau bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ya pegawai BMT. Sudah barang tentu kedua profesi tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan rumpian tetangga.
Apalagi bagi orang tua yang anak nya bekerja pada profesi tersebut, sudah pasti dipamerkan sana sini dong. Mungkin itu sebabnya anak-anak di desa saya rajin-rajin dan tekun-tekun, dengan harapan ketika melamar di BMT sudah ga kaget dengan etos kerjanya. Kalaupun bagi yang sekolah, akan banyak yang mengambil jurusan pendidikan, katanya akan dapat dengan mudah sertifikasi untuk jadi PNS guru.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan kedua profesi tersebut, yang menjadi masalah adalah seringkali melihat sepupu saya yang masih satu desa, sering dibanding-bandingkan dengan kedua profesi tersebut. Sebagai sepupu yang biasa-biasa aja dan dikira pengangguran sudah pasti ia jadi santapan empuk untuk bahan bandingan oleh para tetangga, maupun para kerabat.
Orang yang seringkali membanding-bandingkan ia dengan kedua profesi tersebut adalah kakaknya sendiri. Apalagi ketika ada tetangga seumuran diterima menjadi PNS di salah satu lembaga pemerintahan, perilaku membanding-bandingkannya semakin menjadi-jadi. Begitu juga ketika ia bertemu dengan salah seorang kerabat, setiap kali bertemu pasti dia selalu menghimbau untuk menjadi PNS. Sebagai seorang yang baik hati, dan tidak sombong ia pun hanya mantuk-mantuk saja.
Perihal kriteria menantu idaman di desa saya, saya sendiri sedikit agak khawatir apabila ndilalah jodoh sepupu saya masih satu desa dengannya. Pasalnya ia ini dikenal sebagai orang biasa-biasa saja, dan dikira pengangguran. Apakah iya akan menerima lamarannya? Wkwkwk.
Discussion about this post