Bolongopi – Di negara demokrasi pasti ada yang kalah dan menang. Yang menang pasti dapat kekuasaan dan yang kalah akan dikuasai. Namun, untuk keseimbangan dalam demokrasi dibutuhkan oposisi sebagai penyeimbang dan sebagai alat kontrol penguasa.
Sebab, jika tidak ada yang mengontrol dan mengawasi perjalanan bangsa, situasi akan timpang, penguasa akan ugal-ugalan. Semua keputusan pemerintah yang berkuasa, entah benar atau tidak benar, tetap akan dijalankan sekalipun keputusan pemerintah itu membuat rakyat menjerit. Rakyat mau melawan pakai apa?
Ya, negara butuh pikiran seorang bapak wota. Meski sempet kecewa karena ulah Amanda, Indira dan Callista generasi 10 yang terkena hukuman penagguhan, manajemen Jkt48 perlu sedikit berbenah. Idol group ini harus mulai berjuang untuk dan atas nama Indonesia. Jkt48 harus segera memasuki sektor-sektor penting: politik dan pemerintahan! agar seluruh rakyat Indonesia bahagia tanpa terkecuali.
Jkt48 perlu segera membuat partai politik. Nama partainya bebas. Bisa Partai Wota Indonesia, Partai Idol Satu Negeri (PISANG) dll. Bebas. Kalau saya boleh usul, kasih nama Partai Wota. Kan enak penyebutan kadernya jadi “Kader Partai Wota”.
Kan bikin partai mudah. Cukup kumpulkan 50 orang lebih yang berumur minimal 21 tahun, membuat kepengurusan di 15 provinsi atau hanya setengah dari jumlah semua provinsi. Masyarakat di akar rumput ingin sekali Fiony dkk segera bersinergi dengan rakyat. Dan dengan menjadi partai, Jkt48 tentu akan lebih bersinar.
Dengan menjadi partai, JKT48 diharapkan mampu menjadi penyeimbang. Bukan partai berbasis agama dan tidak terlalu nasionalis. Lha membernya saja mewakili ras suku agama di Indonesia kan. Justru inilah letak keunikan mereka jika jadi partai. Jkt48 tidak akan mudah terseret arus perpecahan yang menimpa partai. Tidak akan ada kader partai yang ingin terlalu religius dan nasionalis.
Semisal nanti resmi jadi partai dan sudah cukup banyak berkiprah, Jkt48 juga pasti akan selalu berjalan di atas idealismenya. Kalau mau jadi oposisi ya tetap jadi oposisi. Mereka tidak akan mencla–mencle. Kalau mau di pemerintahan ya tetap di pemerintahan. Mereka tidak akan kayak partai yang mengaku oposisi tapi selalu welcome terhadap semua kebijakan pemerintah, atau partai yang sebenarnya partai penguasa tapi tidak pernah sudi sejalan dengan pemerintah. Kan ya aneh. Oposisi ya oposisi. Jadi oposisi itu ndak ada salahnya kok.
Jangan pernah ragukan kapabilitas para member. Olla digadang-gadang mampu jadi Menkopolhukam masa depan. Dengan gayanya yang tegas, ia bisa menggoreng isu yang terjadi di negara ini. Bahkan, ia disinyalir mampu menjadi penyeimbang bagi pihak yang kritis. Lia jadi Mempora yang merupakan temen deket ko Justin akan mampu memperbaiki persepakbolaan Indonesia.
Untuk mengukur kesolidan kader partai, mari kita cek para penggemar Jkt48. Ada politisi, pengacara, pegawai BUMN, driver Go-Jek, mahasiswa, sampai pemilik warmindo di Jakarta adalah contoh kecil dari profesi yang mencintai Jkt48. Beraneka ragam. Dan semua adalah fans fanatik. Mereka rela mengeluarkan uang jutaan demi mendukung Jkt48. Mereka rela hancur harta demi melihat member idolanya tampil di depan khalayak. Saking ingin membahagiakan member idolanya, mereka bahkan rela dirinya sendiri hancur, terluka, dan sakit-sakitan karena kurang makan.
Jkt48 pun tidak perlu takut sepi dari dukungan. Para kadernya sudah dilatih dengan ilmu untuk mencitrakan diri di muka publik. Mereka sudah jadi buzzer yang baik untuk grup mereka selama ini. Selain itu, ada hacker canggih yang mengurus semua proses voting yang dimenangkan JKT48 di internet. Hampir tiap hari pasti ada saja kata “Jkt48” nangkring di Trending Topic Indonesia atau Trending Topic Worldwide di Twitter. Apa mereka dibayar ? Tentu tidak. Mereka ikhlas.
Discussion about this post