Kerusuhan besar terjadi di Kenya. Bahkan seorang warga dilaporkan tewas, Jumat (21/6/2024). Ini terjadi pasca demonstrasi besar-besaran masyarakat menentang kenaikan pajak yang dilakukan pemerintah.
Mengutip AFP, warga mengaku sudah hidup susah dan bergulat dengan krisis biaya hidup. Namun kebijakan ekonomi Presiden William Ruto tak empati ke mereka.
Salah satu kenaikan pajak paling kontroversial adalah kenaikan pajak roti (16%) hingga kendaraan (2,5%). Pemerintah disebut selalu berdalih itu perlu dilakukan untuk mengurangi utang nasional yang berjumlah hampir US$ 80 miliar (1,3 triliun).
“Saya putus kuliah karena orang tua saya tidak mampu membiayai pendidikan saya… sekarang Anda ingin mengambil penghasilan saya yang sedikit dan membuat saya bahkan tidak bisa membeli pembalut?” kata Aristaricus Irolo (26) dikutip BBC.
“Kami lelah,” kata pengunjuk rasa lainnya dimuat laman yang sama.
Sebenarnya demonstrasi sempat berlangsung damai. Namun tindakan aparat dengan menembakkan gas air mata dan water canon termasuk peluru tajam untuk membubarkan massa membuat kerusuhan pecah.
“Kami menerima informasi kemarin tentang kematian seorang demonstran, penyelidikan sedang dilakukan,” kata Otoritas Pengawasan Kepolisian Independen.
“Agen kami berada di lapangan untuk menyelidikinya,” tambahnya.
Menurut polisi, korban adalah pria 29 tahun. Ia dibawa ke rumah sakit di distrik pusat Nairobi sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
“Ia tidak sadarkan diri karena cedera paha … dan menyerah pada luka-lukanya,” ujarnya.
Juru bicara Amnesty International Kenya, Mathias Kinyoda, menyebut korban yang tewas adalah seorang demonstran yang ditembak di kawasan pusat bisnis ketika dia mencoba melarikan diri dari polisi. Penembaknya berpakaian preman tetapi dia menemani polisi.
Sementara Presiden Ruto mengatakan protes adalah hak demokratis. Namun ia menegaskan bahwa protes tersebut tidak akan melumpuhkan proses pengambilan keputusan pemerintah.
Discussion about this post