Survei Kesehatan Indonesia (SKI) merilis hasil temuannya tentang Depresi Anak Muda di Indonesia. Dalam temuannya, prevalensi penduduk dengan gejala depresi tertinggi terdapat pada kelompok anak muda (usia 15-24 tahun), yang mana usia tersebut masuk dalam kelompok Generasi Z atau dikenal dengan generasi strawberi.
Gen Z mudah jatuh dalam kondisi depresi, salah satunya dikarenakan penggunaan teknologi berlebihan yang menyebabkan kesulitan bersosialisasi, hiper konektivitas melalui media sosial menyebabkan kerahasiaan pribadi menjadi terancam dan mudah terjadi perundungan, lingkungan sosial yang cenderung negatif, disabilitas, kemiskinan, stress akademik, dan lainnya.
Dari Gambar diatas, didapatkan bahwa kelompok perempuan mengalami depresi yang lebih banyak sebanyak 2,8% dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 1,1%. Perempuan berisiko mengalami depresi 2 kali lebih besar dibandingkan laki-laki terutama setelah pubertas. Perubahan hormonal pada masa remaja disertai dengan lingkungan sosial dan hubungan dengan teman sebaya menyebabkan perempuan lebih rentan terhadap dampak peristiwa negatif dalam hidup. Perempuan mempunyai risiko depresi pada usia dini sejak bersaing dalam peran sosial, kurangnya pilihan dan beban peran dibanding laki-laki.
Berdasarkan status pendidikan, responden dengan gangguan depresi tertinggi ada pada kelompok berpendidikan menengah (minimal lulus Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) dan dan Sekolah Dasar (SD), yaitu 2,2% dan 2,1% (Gambar 6.3).
Hal ini kurang lebih sama dengan karakteristik penduduk dengan gangguan depresi Nasional dimana yang tertinggi ada pada kelompok berpendidikan menengah ke bawah.
Untuk status pekerjaan, proporsi responden dengan gangguan depresi banyak ditemukan pada mereka yang tidak bekerja (2,3%) dan pekerja harian, seperti buruh/ sopir/pembantu rumah tangga (2,3%, diikuti dengan mereka yang sedang bersekolah (2,1%), Hal ini sejalan dengan karakteristik Nasional.
Proporsi responden dengan gangguan depresi pada yang tinggal di perkotaan 2x lebih tinggi dibandingkan yang tinggal di pedesaan. Hal ini sejalan dengan hasil Nasional. Berdasarkan status sosial ekonomi, gangguan depresi lebih tinggi pada kelompok menengah ke atas. Hal ini kebalikan dengan data Nasional dimana depresi tertinggi ada pada kelompok dengan status ekonomi menengah ke bawah.
Discussion about this post