Perjalanan karier Aap Aptadi di dunia politik dimulai sejak ia terlibat dalam pendirian Provinsi Banten pada tahun 2000, yang memisahkan Banten dari Jawa Barat. Keberhasilan ini membawa perubahan signifikan dalam pembangunan di wilayah tersebut. Tak lama kemudian, Aap melanjutkan kiprahnya dengan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten pada periode 2001-2003.
Sebagai salah satu kandidat terkuat dalam Pilkada Pandeglang, Aap mengusung empat program unggulan yang dianggap mampu mengatasi berbagai persoalan mendasar di daerah ini. Program pertama adalah penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan kawasan industri modern. Kedua, peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang hingga kini masih minim. Ketiga, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UMKM, sektor pariwisata, dan ekonomi kreatif. Keempat, pembangunan infrastruktur jalan hingga pelosok desa, demi mewujudkan pemerataan pembangunan.
“Pandeglang memiliki potensi yang luar biasa. Tapi semua ini tidak akan berkembang maksimal tanpa pembangunan yang merata dan berkeadilan,” ujar Aap dalam salah satu kampanyenya.
Aap Aptadi juga menekankan pentingnya dialog dengan masyarakat. Setiap kali mengunjungi berbagai desa, Aap selalu membuka ruang diskusi dan mendengarkan langsung aspirasi warga. Hal inilah yang membuat popularitasnya semakin menanjak, terutama di kalangan masyarakat pedesaan yang merasa suaranya didengar.
Namun, perjalanan politik Aap Aptadi tak luput dari berbagai stigma. Ia sempat dilabeli sebagai ‘jawara’ yang sering membantu orang bermasalah hukum. Menanggapi hal ini, Aap dengan tegas membantah tuduhan tersebut. “Saya hanya ingin membela mereka yang membutuhkan keadilan. Saya maju bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk Pandeglang,” jelasnya.
Discussion about this post